Goodbye Baby - chapter 4






cast:



Lee Minhyuk (BtoB) ><  Byun Taerin (OC)  ><  Song Mino (WINNER)  >< Yoon Jisun (OC)



genre:



romance, university life, angst (AU - Alternate Universe)




Previous Story:





o  O  O  O  o







Segala persiapan yang telah dilakukan oleh keluarga Byun dan keluarga Song akhirnya sampai pada puncak. Sebuah perayaan yang begitu istimewa, selain untuk merayakan pertambaha usia ibunda Tuan Song sekaligus sebagai awal bersatunya hubungan bisnis antara Tuan Song dan Tuan Byun.



Kedua keluarga itu semakin larut dalam kegimbiraan saat Mino menyematkan sebuah cincin cantik ke jemari Taerin. Ia kemudian mengecup punggung tangan Taerin. Lalu kembali menatap Taerin sejenak sebelum kembali menatap sanak tamu yang hadir dengan tersenyum bahagia.



Taerin pun juga tersenyum. Ah ralat, maksudnya berusaha tersenyum walaupun kini hatinya begitu sakit dan ia merasa sangat sesak.



Oh Tuhan.. kehidupan macam apa yang Kau berikan kepada ku??, pikir Taerin saat ia harus kembali berhadapan dengan para tamu yang tengah menyelamati dirinya dengan Mino.



Namun saat ia tengah berusaha untuk mengucapkan terimakasih dengan tulus, Mino yang sejak tadi terus berada di sampngnya tiba-tiba saja meninggalkannya. Kemudian ketika matanya mencoba untuk mengikuti kemana Mino pergi, ia menemukan sesosok gadis yang cukup ia tahu.



“Gadis itu.. bukankah dia senior Jisun?” Gumam Taerin yang berhasil menarik perhatian sang Ibu yang tengah menghampirinya.



“Apa yang kau katakan?”



“Ah... tidak Bu. Bukan apa-apa.” Elaknya cepat.



Taerin segera bergegas mengikuti Mino dan juga gadis bernama Jisun itu. Ia meninggalkan sang Ibu yang terkejut karena kepergiannya secara tiba-tiba dan membuat pertanyaan timbul dibenak wanita itu. Namun saat ia hendak mengejar Taerin, salah satu koleganya datang dan membuat wanita itu lupa akan Taerin. Hebat!



Taerin masih terus melangkahkan kakinya. Ia berusaha untuk mengatur jarak antara dirinya dengan Mino, agar pria itu tidak menyadari bahwa ia tengah diikuti.



Kenapa gadis tiu bisa berada di tempat ini? Apakah Mino yang mengundangnya? Tapi untuk apa?? Bukankah mereka seharusnya sudah..... tunggu. Apa jangan-jangan pria itu belum mengatakannya?!? Apa... astaga! Bagaimana bisa?? Jika hal itu benar, kau benar-benar pria brengsek Song Mino!!, batin Taerin.



Gadis itu terus mengikuti keduanya sampai ia berhenti pada salah satu dinding untuk bersembunyi begitu Mino dan Jisun menghentikan langkah mereka.



“Apakah kau marah?” Taya Mino khawatir. Pria itu menankup wajah Jisun dan mengusap pipinya dengan ibu jari.



Jisun hanya menggeleng. Kemudian ia mendekap tubuh Mino erat seakan tak ingin kehilangan pria itu.



“Aku tahu ini hanya sebuah perjodohan demi kemajuan perusahaan keluarga. Jadi aku tak marah atau keberatan, walaupun terselip rasa tak rela untuk membagi mu dengan Taerin. Tetapi karena aku begitu mencintai mu, menurut ku tak apa asalkan kau tetap berada di sisi ku Mino-aa.”



Taerin tak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya saat mendengar ungkapan Jisun. Mata gadis itu pun seketika membulat, mulutnya terbuka hingga ia harus menggunakan tangannya untuk menutupinya.



Kenapa ada wanita seperti Jisun di muka bumi ini? Kenapa wanita itu tak marah? Kenapa ia tak menuntut Mino untuk membatalkan rencana gila keluarga mereka? Kenapa ia malah mengatakan hal gila seperti itu?



Sungguh.. Taerin tak habis pikir dengan Jisun. Ia tak menyangka bahwa seniornya itu memiliki tingkat kewarasan yang rendah sama seperti Mino. Pantas mereka terlihat begitu serasi sebagai sepasang kekasih. Toh mereka mempunyai cara pandang yang sama.



Setelah mendengar semua itu, gadis itu berniat untuk kembali sebelum Mino dan Jisun menyadari keberadaannya di sana. Ia memutar langkahnya dan berniat bergegas pergi. Namun tubuhnya malah menabrak seseorang yang hampir membuat ia jatuh terjungkai.



Taerin sontak memejamkan matanya. Bersiap untuk merasakan kerasnya lantai yang dingin yang tengah dipijaknya. Namun setelah beberapa saat, ia tak juga merasakannya. Dan hal itu membuat gadis itu perlahan membuka matanya.



Dan betapa terkejutnya ia ketika menemukan sosok Mino dengan wajah yang begitu dekat dengan wajahnya. Matanya lantas kembali membulat dan tangannya langsung bergerak mendorong pria itu menjauh.



“Terima kasih.” Ucap Taerin sembari merapihkan gaun yang ia kenakan.



“Kau sudah mendengarnyakan, jadi terimalah.” Ujar Mino yang sama sekali tak mengindahkan ucapan terima kasih Taerin.



Gadis itu lentas menatap Mino. Ia tahu apa yang dimaksud pria itu. Tetapi ia berusaha untuk berpura-pura tida mengerti karena ia yakin pria itu akan memperlakukanya lebih buruk lagi jika ia mengatakan yang sebenarnya.



“Apa yang sedang kau bicarakan?”



Mino menarik ujung bibirnya. Ia kemudian menyelipkan anak rambut Taerin ke belakang telinga, kemudian mencondongkan tubuhnya.



“Jangan berpura-pura Byun Taerin. Aku tahu sedari tadi kau mengikuti ku dan mendengarkan semua pembicaraanku dengan Jisun.” Ucap Mino tenang.



Pria itu kembali menegakkan tubuhnya dan kembali menatap Taerin dengan tatapan menggodanya. Ia perhatikan gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki beberapa kali sebelum berhenti pada bibir ranum Taerin yang seperti candu untuk dirinya.



“Jadi bagaimana? Apakah kau yang ingin merasakan kehangatan tubuhku lebih dulu atau kau mengizinkan Jisun yang mendahului mu? Semua tergantung pada mu, tunanganku.”



Mino mendaratkan ciumannya terlebih dulu pada pipi Taerin sebelum ia kembali melangkahkan kakinya memasuki ruangan dimana keluarga dan kolega orang tuanya berada. Sementara Taerin, ia masih terhenyak di tempatnya dan belum menyadari kepergian Mino.



Beberapa saat gadis itu hanya mampu mengedipkan matanya. Namun ketika ia tersadar, ia langsung memegangi dadanya yang ternyata telah bergemuruh dengan kencang.



Apa ini?? Bagaimana bisa???




o  O  O  O  o




Minhyuk masih begitu sibuk dengan lembaran-lembaran kertas yang baru saja diprintnya. Hari yang telah menjadi gelap tak membuat pria itu berhenti dari kegiatannya. Walaupun sang pimpinan telah menyuruh Minhyuk untuk pulang dan beristirahat, pria itu tetap bersikeras untuk menyelesaikan pekerjaannya.



Agak aneh memang. Tetapi hal itu lah yang ia lakukan sejak beberapa hari belakangan ini. Minhyuk lebih sering menghabiskan waktunya di dalam studio kantor. Bahkan ia sampai melewatkan jam makan siang dengan alasan pekerjaannya masih banyak.



Teman-temannya merasa aneh dengan perubahan sikap Minhyuk. Namun mereka sadar, itu bukanlah kewenangan mereka. Jika Minhyuk ingin bercerita, mereka dengan senang hati mendengarkannya. Tetapi jika tidak, ya mungkin saja itu hal yang terbaik.



Untuk kesekian kalinya Minhyuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Ia kemudian menyenderkan tubuhnya pada kepala kursi. Tangannya merogoh ke dalam saku celana. Ia keluarkan ponselnya dan melihat jam yang ia pasang di layar benda tersebut.



“Sudah jam 12.. hhuuhh...” Gumam Minhyuk.



Ia kemudian menyimpan ponsel tersebut di meja yang tak tertutupi oleh kertas. Ia berniat untuk melanjutkan pekerjaannya yang hampir selesai. Namun ingatannya akan Taerin kembali muncul dan membuat pria itu sulit untuk berkonsentrasi kembali.



Minhyuk lantas mengambil kembali ponselnya. Ia menonaktifkan sistem kunci dan terdiam menatap layar tersebut.



Biasanya, jika ia harus lembur pasti Taerin akan menemaninya walaupun hanya sekedar sambungan suara. Gadis itu pasti menceritakan segala hal hingga pekerjaannya telah selesai dan tak lama pasti gadis itu akan tertidur.



Tapi kini, semua itu tak akan pernah terjadi lagi. Ia tak akan pernah mendengar suara Taerin lagi. Melihat senyum gadis itu. Menggandeng tangan Taerin yang begitu lembut. Serta meyesap aroma cherry yang menguar dari parfum yang gadis itu pakai.



“Aaarrgghhhh...” Erang Minhyuk frustasi.



Pria itu mengacak rambutnya dan setelahnya menghantamkan tangannya yang terkepal ke meja. Rasa sesak yang telah ia coba untuk hilangkan kembali hadir. Dan hal itu membuat luka yang telah ia coba untuk tutupi kembali menganga lebar.



Kenapa?? Kenapa harus dia? Apakah dirinya begitu tak pantas untuk Taerin???




o  O  O  O  o




Taerin dan Hyejin keluar dari kelas bersama. Kedua gadis itu berniat untuk menyesap segelas kopi dingin di salah satu kedai yang tak terlalu jauh dari kampus mereka. Namun tujuan mereka berganti setelah menyambangi sebuah teater dan akhirnya memutuskan untuk menonton salah satu pertunjukan yang akan digelar.



Baik Taerin dan Hyejin begitu larut dengan suguhan yang tengah disajikan kepada mereka. Suasana mencekam bertabur romansa percintaan membungkus rankaian kisah yang tengah dipertunjukan oleh para pemain.



Hingga detik-detik terakhir sebelum cerita berakhir, decak kagum masih terlontar dari bibir keduanya. Ketakjuban juga masih terpancar bahkan sampai keduanya keluar dari ruang teater.



“Sangat menarik!!” Sergah Hyejin cepat.



Ia masih tak menyangka bahwa pertunjukan yang dipilihnya memberikan kesan yang sulit untuk dihapusnya. Bagaimana para setan itu muncul,barang-barang berterbangan, adegan ciuman sepasang kekasih yang begitu manis dan maish banyak lagi.



Selain itu para pemain juga berhasil menyampaikan suasana tegang kepada penonton hingga tak jarang banyak dari para penonton yang menjerit begitu disuguhkan kejadian yang berbau mistis. Tak hanya itu saja, adegan manis dua pemeran utamanya pun mampu membuat jantung Hyejin berdegup kencang.



“Taerin.. Hyejin...”



Baik Taerin dan Hyejin langsung menolehkan kepala mereka begitu mendengar namanya terpangil. Kedua gadis itu sama-sama menyipitkan mata mereka saat melihat sosok yang berada di belakang mereka dan sepertinya yang memanggil nama keduanya.



“Aku Woohyun. Apakah kalian lupa?” Sosok itu lantas meghampiri dua sahabat itu.



Tak lama, Taerin menjentikan jarinya dengan matanya yang sedikit membesar.



“Nam Woohyun?? Astaga.. apakah ini benar-benar kau??” Tanya Taerin yang masih tak dapat mempercayai keberadaan pria bernama Woohyun itu di depannya.



Pria itu hanya mengangguk dengan seulas senyum yang terukir di wajahnya.



“Kau Woohyun.. ya ampun. Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabar mu?” Tanya Hyejin antusias begitu ingatanya akan pria itu kembali hadir di dalam otaknya.



“Baik.. kalian bagaimana?”



“Tentu saja kami baik.”



“Kau dengan siapa di tempat ini?” Tanya Taerin dengan mata yang mengedar. Gadis itu berusaha untuk mencari tahu dengan siapa teman lamanya ini datang.



“Tunggu sebentar. Hei kalian, kemari!” Panggil Woohyun pada sekelompok muda-mudi yang berdiri tak jauh dari mereka.



Dan ketika Taerin dan Hyejin mengetahui dengan siapa Woohyun datang, raut terkejut muncul dan menghiasi wajah keduanya. Mereka berdua saling melempar pandang dan sejurus kemudian berhambur memeluk orang-orang tersebut.



“Wah.. sudah lama kita tidak bertemu.”



Lagi-lagi Hyejin begitu antusias menyapa orang-orang itu. Matanya yang sebelumnya telah berbinar karena dapat bertemu dengan Woohyun, kini semakin berbinar ketika mendapati siapa saja orang yang datang bersama dengan Woohyun ke pertunjukan tersebut.



“Aku tak menyangka bisa bertemu kalian di sini.”



“Kami juga Taerin-aa.”



“Oh iya, ku dengar kau dan Minhyuk berpacaran. Bagaimana hubungan kalian?”



Taerin tersentak begitu mendapatkan pertanyaan itu. Ia tak menyangka bahwa hubungannya dengan Minhyuk telah tersebar ke teman-teman mereka. Entah bagaimana caranya berita itu dapat tersebar luas.



Tapi hal yang membuat Taerin begitu terkejut adalah pertanyaan itu dilontarkan setelah semuanya berakhir tanpa bekas.



“Taerin, apakah semua baik-baik saja? Apakah ada yang salah dengan pertanyaan ku?”



“Tidak Jung Ra-aa, tidak ada yang salah dengan pertanyaan mu. Hanya saja aku dan Minhyuk sudah tidak ada hubungan lagi.”



“Apa?? Kau tidak sedang bercandakan?” Kini giliran Woohyun yang terkejut. Pasalnya ia mengenal Taerin dan Minhyuk dengan baik. Ia juga tahu kalau selama mereka sekolah, Minhyuk telah memendam perasaan pada Taerin. Tapi kenapa sekarang hubungan mereka berakhir??



Taerin menggeleng. Ia kemudian mengambil nafasnya dalam sebelum menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dengan Minhyuk. Bahkan hingga perjodohan yang harus ia jalani bersama dengan pria yang paling dibencinya.




o  O  O  O  o




Hari semakin larut. Taerin, Hyejin, Woohyun, dan teman-temannya yang lain memutuskan untuk mengakhiri pertemuan mereka. Setelah berbicang banyak di salah satu kedai kopi, mereka pun akhirnya meninggalkan tempat tersebut.



Selama menuju lobby pusat perbelanjaan tersebut, Taerin masih asik berbincang dengan Woohyun. Hanya mereka berdua tanpa Hyejin maupun temannya yang lain. Begitupun dengan Hyejin, gadis itu juga masih asik membicarakan pertunjukan yang mereka tonton tadi bersama teman perempuan dan teman laki-lakinya.



Ketika mereka telah sampai di lobby, mereka pun saling mengucapkan ucapan perpisahan. Saling menjabat tangan hingga berbagi pelukan pertemanan.



Hyejin yang melakukan hal itu terlebih dulu dan membuat Taerin mau tak mau melakukan hal yang sama. Ia jabat dan peluk satu per satu temannya itu. Dan ketika sampai kepada Woohyun, gadis itu menatap sejenak pada teman prianya itu. Kemudian ia mengulurkan tangannya, guna menjabat tangan Woohyun sebelum memeluk tubuh pria itu.



Entah kenapa perasaan tenang menyelimuti dirinya ketika Woohyun membalas pelukannya. Walau kejadian itu hanya terjadi sebentar saja, tetapi Taerin tak mampu membendung rasa hangat yang tiba-tiba dirasakannya.



Mereka pun melepaskan pelukannya. Dan ketika Woohyun akan mengikuti langkah teman-temannya yang telah lebih dulu pergi, pria itu menyempatkan tangannya untuk mengusap puncak kepala Taerin.



“Aku akan membantu mu..” Bisik Woohyun.



Pria itu lantas berbalik dan melambai singkat pada Hyejin dan Taerin. Ia bersama dengan teman-temannya langsung melesat pergi bersama dengan kendaraan yang dibawanya.



Dan tinggalah Taerin beserta Hyejin di depan lobby. Hyejin masih tak menyangka akan pertemuan yang terjadi hari itu, begitu pun dengan Taerin. Kedua sahabat itu beruntung bisa bertemu dengan teman mereka yang sudah lama tidak bertemu.



“Ah.. sangat menyenangkan dapat bertemu dengan mereka. Benarkahn Taerin-aa?”



“Eemm..” Balas Taerin dengan mengangguk.



Mengingat hari telah semakin gelap serta tugas-tugas yang tengah menanti, keduanya akhirnya memutuskan untuk segera meninggalkan pusat perbelanjaan tersebut. Mereka berjalan beriringan menuju halte terdekat dan menunggu datangnya bus sembari membicarakan perubahan yang terjadi pada teman-temannya.



Hingga kendaraan besar yang mereka tunggu tiba, keduanya belum juga berhenti membicarakan orang-orang yang baru saja mereka temui. Bertemu kembali dengan seseorang yang sudah lama tak berjumpa membuat banyak hal dapat dijadikan topik pembicaraan, bukan?? Dan begitulah yang terjadi pada Taerin dan Hyejin. Pertemuan itu memang tak lama, tetapi baik Taerin dan Hyejin berhasil menemukan hal-hal menarik dari teman-temannya yang layak untuk dibicarakan.




o  O  O  O  o




Mino masih begitu asik menghabiskan harinya dengan Jisun. Sejak siang hari keduanya bertemu dan sengaja tidak menghadiri kelas masing-masing. Sebuah film dengan tema romantis pun menjadi pilihan pertama Jisun untuk disaksikannya bersama dengan sang kekasih segera setelah mereka bertemu. Selain itu salah satu café penyedia makanan manis menjadi destinasi selanjutnya setelah menonton film.



“Kau senangkan?” Tanya Mino pada Jisun dengan tetap melingkarkan tangannya pada pinggang gadis itu.



Jisun lantas menganggukan kepalanya dengan menatap pria itu sembari memasang senyum manisnya.



“Kalau begitu kita pulang sekarang, oke?”



Jisun kembali menganggukan kepalanya tanda setuju.



Mino akhirnya menuntun Jisun menuju mobilnya yang terparkir di luar. Namun saan ia melewati salah satu kedai kopi di sana, ia seakan melihat sosok Taerin. Awalnya ia mengira bahwa sosok tersebut hanya mirip saja dengan Taerin.



Tapi ketika sosok yang ia kira mirip itu beranjak meninggalkan kedai tersebut, ia baru yakin bahwa sosok itu adalah Taerin. Hingga akhirnya pria itu memutuskan untuk mengikuti Taerin dengan mengatur jarak agar gadis itu tak menyadari kehadirannya. Serta agar Jisun juga tidak menyadari keberadaan Taerin.



Selama mengikuti Taerin, otaknya terus mencoba mencari tahu atau mengingat wajah orang-orang yang tengah bersama Taerin terlebih sosok pria yang berjalan beriringan dengan Taerin. Tapi hingga mereka semua berhenti di lobby, tak ada satu pun dari orang-oran itu yang ia kenali kecuali Hyejin.



Siapa mereka? Dan siapa pria yang ada di samping Taerin?, pikirnya.



Mino masih terus mengamati gerak-gerik Taerin dari kejauhan. Dan ketika sosok pria yang tak ia kenali itu mencondongkan wajahnya kepada Taerin kemudian mengusap puncak keapla Taerin sebelum pergi, rasa kesal dan tak terimanya muncul hingga tanpa sadar tangannya mengepal dan salah meremas tangan Jisun yang kebetulan berada di genggamannya.



“Aaa.. Mino sakit.” Rintih Jisun.



Sontak Mino langsung melepaskan tangan kekasihnya. Ia kemudian menatap gadis itu dengan tatapan meminta maaf. Kemudian ia mengambil kembali tangan gadis itu yang telah diremasnya dan mengusapkan tangannya pada tangan tersebut.



“Maafkan aku..” Lirihnya.



Ia kemudian meniupkan udara dari mulutnya kepada tangan Jisun. Seakan tangan gadis itu baru saja menyentuh benda panas dan akan membaik jika ia melakukan hal tersebut.



“Kau kenapa?” Tanya Jisun yang terkejut dengan perubahan mendadak dari sikap Mino.



“Em.. tidak. Aku baik-baik saja. Maaf... kalau begitu kita pulang sekarang.” Elak Mino.



Pria itu lantas kembali menuntun Jisun menuju mobilnya. Kemudian ia membukakan pintu penumpang dan kembali menutupnya ketika gadis itu telah masuk ke dalam.



“Aku akan mengawasi mu Taerin. Tak akan ku biarkan orang lain memiliki mu selain aku! Membuat Minhyuk tersingkir saja mudah, apalagi pria berambut pirang itu. Tunggu saja.. kau akan melihat pembalasanku untuk hari ini.”




To Be Continued...





 D-DAY!!!!



Yihiii.. Happy 6th anniv GIGSENT, blog tercintah yang sudah mau menampung berbagai imajinasi absurd yang super alay ku. Aku cinta kamu!!!



Okee, jadi rangkaian D-... kemarin itu merupakan bentuk event yang aku buat untuk GIGS. Semacam hitung mundur menuju hari jadi GIGS yang ke-6. Dan berhubung emang lagi enggak ada event apa pun untuk memeriahkan anniv kali ini, makanya aku memutuskan untuk mempublish series To Many Bad People sebagai hadiah untuk kalian semua. Walaupun emang ceritanya too standard dan too absurd tentunya.



Back to this fic, hi guysss. Long time no see!!!
Siapa yang kangen dan udah kepo berat sampe lupa sama cerita sebelumnya??? Sorry guys aku baru bisa update part 4 nya sekarang. Sedih deh, late update banget buat cerita ini sampe nyaris hampir 1 tahun baru update part selanjutnya. Tapi aku bakal berusaha untuk enggak selelet ini yaa buat selanjut-selanjutnya.



Kayaknya cukup deh.. aku bakal update cerita selanjutnya. Jadi ditunggu aja yaa.
Gomawoo geurigo najungemannayo chingu-deul.....감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts